Sabtu, 09 Agustus 2008

Memikul Kuk Kristus

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.
Matius 11:29

Ketika Yesus datang ke dunia ini. Dia menawarkan kepada kita kuk yang enak dan ringan dibanding dengan kuk para pemimpin agama. Mereka telah meletakkan beban berupa hukum-hukum kepada umat beragama waktu itu, yang tidak mungkin dilakukan oleh siapa pun. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. (Matius 23:4). Dalam Kisah 15:10 dikatakan, "Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu kuk, yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri? "

Allah tahu bahwa kita tidak mampu mencapai standar yang ditetapkannya (Roma 3:23), dan oleh sebab itulah ia mengutus Kristus ke dunia ini. Yesus mampu menaati dengan sempurna apa yang dituntut Hukum Taurat dan bersedia menanggung hukuman mati yang seharusnya dijatuhkan kepad setiap kita. Ketika kita merendahkan diri dan menyadari kebutuhan kita akan pengampunan, Yesus datang menyambut kita. Dia meletakkan kuk-Nya pada kita, memerdekakan kita dari rasa bersalah, dan memberi kuasa-Nyauntuk menjalankan kehidupan yang menyenangkan Dia.

Kuk adalah kayu melengkung yang dipasang di leher kerbau atau lembu untuk menarik bajak atau pedati. Artinya, dengan adanya kuk, hewan itu dapat dipakai untuk kepentingan pemiliknya. Tanpa kuk yang dipasang oleh Kristus tentu saja kita tidak dapat melakukan sesuatu yang menyenangkan Allah. Kita dikendalikan oleh-Nya melalui kuk yang di pasang itu, sehingga kita menjadi umat-Nya yang efektif dan produktif sebagai saksi-Nya di dunia ini. Dia rindu untuk merangkulkan tangan-Nya di bahu kita masing-masing. (EL)


Tanpa kendali Kristus akan membuat jalan hidup kita tersesat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar