Kamis, 10 Juli 2008

Tanggung Jawab Siapa?

Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya
Yohanes 21:17


Hati Petrus sedih mendengar pertanyaan Tuhan Yesus untuk ketiga kalinya dengan pertanyaan yang sama. Jika kita uraikan, akan ada tiga tahap juga kasih kita kepada sesama. Pertama, kita mengasihi dia, karena dia memberikan apa yang kita perlukan. Kedua, kita mengasihi dia, sekalipun ia tidak mengasihi kita. Dan ketiga, kita mengasihi dia, sekalipun dia telah menghancurkan hidup kita.

Tuhan Yesus telah melakukan kasih tingkat tinggi ketika Ia mengalami penderitaan menjelang penyaliban-Nya. Kasih yang mulia seperti ini juga yang perlu kita miliki. Dalam pemyembahan kita pada Tuhan yang biasa dilakukan oleh kita sewaktu ibadah, perlu senantiasa mengingat betapa kasih Kristus yang mulia yang telah diberikan pada kita sehingga menjadi pendorong bagi kita untuk mengikuti jejak-Nya.

Sangat disayangkan, orang percaya banyak yang belum sampai pada kasih yang mulia. Di saat kita mengalami penderitaan, iblis masuk dalam hidup kita dan menyimpan rasa marah, kecewa, sakit hati, dendam, dan sebagainya. Shingga, kita gagal mencapai kasih yang mulia tersebut. Tubuh dan jiwa kita mengalami goncangan, kita jadi kurang iman, bahkan mungkin mulai kompromi dengan akal kita: "Untuk apa kita mentaati perintah Tuhan? Untuk apa kita menyenangkan hati Tuhan? Toh, Tuhan tidak memberikan kepada kita kekuatan dan kemenangan."

Kuasa kebangkitan Kristus sanggup membuat kita untuk mengasihi Yesus dengan menggembalakan domba-domba-Nya. Tuhan Yesus menunggu kita menggembalakan mereka yang mengalami penderitaan dan untuk merawat dan membalut lukanya, tidak untuk menelantarkannya. orang sakit tanggung jawab siapa? Tentu siapa pun yang merasa sehat, merekalah yang bertanggung jawab. (EL)


Kasih seorang gembala sanggup menjawab semua kebutuhan umat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar