Minggu, 13 Juli 2008

Seperti Embun

Maka sisa-sisa Yakub akan ada di tengah-tengah banyak bangsa seperti embun dari pada TUHAN .....
Mikha 5:6


Ada banyak pandangan dalam Alkitabtentang kita sebagai orang percaya. Mungkin gereja biasa berkata bahwa kita adalah 'mempelai' Kristus, kita adalah 'surat' Kristus, kita adalah 'saksi' Kristus, kita adalah 'bangunan" Kristus. Tetapi, Alkitab juga berkata bahwa kita ini seperti 'embun.' Apa sih artinya kita seperti embun? bicara tentang embun, maka sya pelajari :

1. Bicara tentang kesegaran dan kesejukan.
Ketika sepanjang malam saudara tertidur, mungkin ditengah panasnya suasana, lalu pagi-pagi saudara bangun, ada embun didepan rumah saudara. Maka yang timbul dalam hati saudara: "Betapa sejuknya, betapa segarnya kehidupan ini." Memang dikota-kota tertentu manusia sudah terlampau sibuk, manusia sudah tidak memikirkan tentang embun bahkan sudah tidak ada embun karena sudah terlalu banyak bangunan apartemen atau bangunan-bangunan lain dan pohon-pohon sudah ditebang semua.

Tetapi ditengah-tengah daerah yang asri sifatnya, dimana bangunan-bangunan belum terlampau banyak, maka papi-pagi rasanya enak sekali kita bangun lebih pagi. Ketika hari mulai ada terang sedikit, lalu kita melihat embun - segar, sejuk. Nah, Tuhan mau kehadiran kita itu membawa sejuk, membawa segar. Suami capek dari kantor, waktu dia pulang, dia lihat istrinya segar, sejuk. Begitu juga istri ketika ia lelah seharian di rumah, suaminya pulang, yang dia lihat segar, sejuk. Anak-anak seharian di luar sekolah, capek, banyak tugas, sampai rumah dia ketemu mama dan papa segar dan sejuk.

Itu yang Alkitab bilang: Kita ini seperti embun. Makanya Alkitab bilang, "Berbahagialah mereka yang membawa damai karena akan di sebut sebagai anak-anak Allah." Karena itu kita harus menyadari: "Saya ini embun. Saya harus membawa kesegaran dan kesejukan lewat perkataan, sikap, dan perbuatan saya."

2. Embun itu membawa kehidupan.
Di samping embun itu segar, sejuk, dia juga membawa butir-butir air. Sehingga apa yang terjadi? Oksigen dan air yang ada diatas dedaunan ini, ketika panas menyerap, maka dia akan turun mengalir sehingga membasahi daerah sekitarnya sehingga mendatangkan kehidupan.

Hidup Kristen juga harus membawa kehidupan. Ketika orang di sekitar saudara mulai putus asa karena situasi ekonomi; ketika orang mulai putus asa karena situasi-situasi yang terjadi, ancaman-ancaman peristiwa yang terjadi, tapi kita memberikan kehidupan, kita memberikan dorongan, kita memberi semagat orang-orang di sekitar kita.

3. Selalu membawa suasana syukur.
Di pagi hari ketika kita melihat embun, sulit untuk kita bersungut-sungut karena suasananya begitu indah. Yang ada kita cuma bersyukur, "Iya ya, Tuhan menciptakan begitu indah, ada kicau burung, ada embun yang sejuk di waktu pagi, ada suasana yang manis dan indah." Semua mendatangkan suasana syukur. Begitupun hidup kita, suami saudara seharusnya bersyukur punya istri seperti saudara; lau istri saudara seharusnya bersyukur punya suami seperti saudara.

Tapi kadangkala suami-suami menyesal, "Kenapa menikah dengan dia, kenapa saya menikah dengan istri seperti itu?" Sebagai hamba Allah saya mau ingatkan, kalau kita seperti embun, apa yang terjadi? Suasana syukur akan terjadi. Kadangkala kita bukan embun tetapi kita jadi asap. Kalau asap bikin perih mata, asap bikin panik suasana, bikin sesak nafas. Banyak suami-suami atau istri-istri tidak menjadi embun, tapi jadi asap.

4. Embun selalu stabil.
Artinya apa? Setiapm pagi dia selalu hadir. Begitupun hidup kekristenan kita, biarlah kita stabil. Setiap hari minggu kita ke gereja. Ada tantangan, ada masalah, tiap pagi kita bangun dan berdoa. Tiap pagi kita tetap tersenyum terhadap suami, istri, anak-anak, dan orang di sekitar kita. Biarlah kita jadi orang yang stabil. Orang maki kita, orang mau fitnah kita, kita tetap stabil, jadi berkat, bawa damai, karena kita dipanggil sebagai embun dari Tuhan.

Bagaimana kita bisa tetap jadi embunnya Tuhan?

Pertama, Jika kita mau sungguh-sungguh bertobat.
Artinya, "Tuhan, saya nggak mau hidup dengan cara hidup saya yang lama. Saya mau bertobat, saya mau jadikan Yesus yang paling utama dalam hidup sya." Maka dituntun-Nya kita sebagai embun yang membawa kesejukan dan kesegaran.

Kedua, jika kita mau tatat dan dengar-dengaran.
Artinya, kita bukan cuma bertobat lalu selesai, tapi jika kita bertobat, kita mau dengar firman, kita mau taat pada perintah Tuhan dan kita akan melihat bagaimana dituntun oleh Tuhan, bagaimana kuasa Tuhanakan terus menyertai kita, bagaimana pengalaman-pengalaman yang indah akan kita raih bersama Tuhan.

Ketiga, jika kita mau dekat senantiasa dengan Tuhan.
MakanyaDaud berkata, "Hanya dekat Tuhan saja jiwaku tenang." Kalau kita sendiri dekat dengan Tuhan, kita tenang. Maka, kita juga bisa memberikan ketenangan buat orang lain.

Keempat, jika kita mau untuk selalu belajar.
Arinya, kalaupun kita gagal, ada hal-hal yang belum kita mengerti, kita belajar terus di bawah kaki Tuhan. Dan orang yang terus mau belajar dekat dengan Tuhan, dia akan terus diperbaharui dari hari ke hari. (GL)


"Siapa kita" sangat menentukan pandangan orang tentang siapa Kristus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar