Rabu, 16 Juli 2008

Anggaplah Sebuah Kebahagiaan

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Yakobus 1:2


Alkitab berkata bahwa sukacita dari Tuhan adalah sebuah kekuatan. Yakobus memahami hal ini dengan menuliskan ayat di atas bahwa suatu kebahagiaan atau suatu sukacita jika kita jatuh ke dalam berbagai pencobaan. Mengapa? bukan karena pencobaan itu mendatangkan kekuatan, tetapi sukacita itu yang mendatangkan kekuatan. Memang sepertinya tidak mungkin waktu kita mengalami pencobaan kita bisa bersukacita. Kebahagiaan dan kesedihan memang tidak bisa dikendalikan oleh emosi kita. Semua bisa terjadi karena terdorong oleh keadaan yang timbul seperti kehilangan seseorang yang kita cintai, kehilangan pekerjaan, terkena sakit penyakitm perceraian, dan sebagainya.

Namun, kita harus memilih untuk hidup dan berjalan di dalam Firman Allah. Keadaan kita bisa dikendalikan oleh Firman Allah. Firman Allah mengatakan agar kita bersukacita, itu sudah cukup. Yang perlu kita lakukan adalah memperbesar sukacita itu. Harus kita kobarkan api sukacita itu agar bertambah besar. Bagaimana caranya ? Dengan menumbuhkan pemahaman kita akan Yesus dan menerima segala karya-Nya yang telah dilakukan bagi kita dengan iman.

Kemudian Yesus berkata, "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu" (Yohanes 8:31-32). Jelas sekali, semakin kita mengetahui kebenaran semakin kita dimerdekakan atau dibebaskan. Bebas dari apa? Dari kekhawatiran, rasa takut, dan ketidakpercayaan.

Setiap pencobaan datang, jangan main perasaan. Perasaan bisa menyesatkan kita. Mainkanlah iman saudara! Iman menganggap suatu kebahagiaan atau sukacita pada waktu kita mengalami pencobaan. Dengan iman, Allah akan merubah ratapan kita menjadi tarian (Mazmur 30:12). (JH)

Sukacita dapat membangun kembali reruntuhan hidup kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar