Kamis, 28 Februari 2008

Balas Dendam? No Way!

Janganlah kamu kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkanlah kejahatan dengan kebaikan!
Roma 12:21
Ada seorang ibu mempunyai dua ekor anak ayam. Anak ayam itu sering mencari makan di halaman rumah tetangganya. Suatu hari, tetangga ibu itu marah, ia menangkap dua ekor anak ayam itu dan mencekiknya sampai mati. Setelah itu ia melemparkan bangkainya ke halaman rumah pemilik anak ayam tersebut. Tentu saja ibu yang memiliki anak ayam itu merasa sedih atas perbuatan tetangganya, tetapi ia tidak mencaci-makinya. Sebaliknya ibu itu mencabuti bulu anak ayam itu dan memasaknya menjadi kari ayam. Setelah kari ayam itu masak, ia memberikannya kepada si tetangga dan meminta maaf karena ia tidak berhati-hati menjada hewan peliharaannya. Tettangga yang sudah berbuat jahat itu merasa malu atas kebaikan si ibu. Sebenarnya, ibu itu pantas marah dan membalas kelakuannya, tetapi ia lebih memilih untuk membalas kejahatan dengan kebaikan.
Ketika ada orang yang menyakiti hati dan berbuat salah, kita cenderung ingin membalasnya. Jangankan memaafkan, melihat wajahnya saja kita sudah tidak mau. Ketika saya merasa sulit untuk memaafkan kesalahan orang lain, Tuhan selalu mengingatkan saya dengan doa bapa kami. "Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mau mengampuni orang yang bersalah pada kepada kami." Kata-kata itu yang menyadarkan saya bahwa jika saya tidak memberi maaf kepada orang lain, maka Tuhan pun akan menahan pengampunan-Nya atas hidup saya.
Membalas kejahatan dengan kebaikan memang bukanlah perkara mudah untuk dilakukan. Tetapi bila kita renungkan, balas dendam tidak akan menghasilkan apa-apa. Seperti kata pepatah, "Menang jadi arang, kalah jadi abu." Hari ini, mari kita belajar memaafkan! (IS)



Balas dendam membuat seseorang menjadi sama dengan musuhnya, tetapi pengampunan menjadikan dia sebagai pemenang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar