Rabu, 30 Januari 2008

Sebagai Kebahagiaan

Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
Yakobus 1:2



Kita perlu mengakui dengan jujur bahwa kepedihan dan penderitaan yang kita alami saat menghadapi pencobaan adalah bagian dari kehidupan kita selama kita berada di dunia fana ini, tak terkecuali kita yang sudah menjadi anak-anak Allah oleh iman kepada Kristus. Pencobaan itu akan kita hadapi sama pastinya seperti terbit dan terbanamnya matahari. Namun Yakobus meminta untuk menykapinya "sebagai suatu kebahagiaan" ketika kita menghadapi pencobaan dan kesengsaraan, sekalipun hal itu tampaknya bertentangan dengan sifat dasar manusia.

Pada saat kenyataan dan tekanan hidup menimpa kita setiap hari, ayat ini sepertinya berlawanan dengan hasrat atau selera kita untuk meraih penghiburan dan sukacita. Akan tetapi jangan lupa, Alkitab tidak mengatkan kepada kita untuk bersukacita karena penderitaan itu sendiri, malainkan kita seharusnya bersukacita karena ketekunan itu nantinya menghasilkan buah kemenangan. Rasul Paulus juga memberi nasihat kepada orang-orang Kristen di Roma bahwa ketekunan itu menghasilkan tahan uji (Roma 5:4). Bila kita memiliki kualitas tahan uji pada saat menghadapi cobaan, barulah kita akan menang dan akan memperoleh mahkota kehidupan dari Allah (Yakobus 1:12).

Pencobaan itu bagaikan setangkai bunga mawar, tangkainya panjang dan penuh duri, namun ujungnya ada bunga yang mekar bagai mahkota. Bunga itu bukan hanya mewakilitentang berkat karena kesabaran kita pada saat menghadapi cobaan, melainkan juga mahkota yang akan kita terima pada saat kita bertemu dengan Tuhan setelah pencobaan itu berlalu. Walaupun manusia jasmani kita menolak pencobaan, namun penderitaan itu akan membuat iman kita kuat, asal kita tetap percaya akan firman-Nya. (EL)




Keindahan mahkota di kepala kita harus dapat dinikmati oleh orang lain

Tidak ada komentar:

Posting Komentar