Senin, 21 Januari 2008

Membalut Luka

Seperti anjing kembali ke muntahnya, demikianlah orang bebal yang mengulangi kebodohannya.
Amsal 26:11



Anak panah yang melesat dari busurnya akan tepat sasaran jika sang pemanah memiliki mata yang sehat untuk melihat arah yang dituju. Di samping itu, ia pun memiliki pengetahuan dan keterampilan juga latihan dalam menggunakan busur serta anak panahnya. Setiap orang dapat memiliki pengetahuan dan keterampilan juga kesempatan untuk berlatih, tetapi faktor minat juga penting, karena akan menjadi pendorong dirinya untuk berjuang hingga berhasil.

Seperti kita mempekerjakan orang yang tidak memenuhi syarat untuk bidang pekerjaan tertentu, maka hal itu akan menjadi bumerang, yaitu menimbulkan masalah juga untuk kita pada akhirnya. Di Indonesia, maslah pengangguran masih menjadi kemelut, para pengusaha konon enggan menanamkan modal di Indonesia, karena faktor keamanannya labil. Belum lagi citra Bangsa Indonesia kurang baik di mata dunia, karena korupsi dianggap biasa. Padahal seorang koruptor yang tidak mendapat pelajaran akan menularkan penyakitnya dengan leluasa, sehingga semakin banyak koruptor yang berkeliaran di dunia kerja, maka kualitas hasil kerja juga tidak akan bertahan lama.

Setiap hatri kita melakukan pekerjaan, apakah sebagai seorang siswa, ibu rumah tangga, pimpinan perusahaan, karyawan, buruh dan sebagainya. Tapi, kita bekerja hanya sebagai kewajiban daripada dicap penganggur, pemalasa atau pesakitan, atau kita meyadari bahwa pada hakekatnya manusia perlu bekerja agar dapat mengembangkan potensi dirinya? Kristus akan memakai kita umat tebusan-Nya yang mau mengembangkan potensinya untuk embalut luka orang lain dengan kasih-Nya. Jangan menjadi orang Kristen bebal yang terus mengulangi kebodohannya sehingga terkena panah api si jahat berulang-ulang kali (Efesus 6:16). (EL)




Kasih Kristus sanggup membalut luka dalam jiwa kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar