Minggu, 06 Juli 2008

Tidak Berguna

Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus.
Filipi 3:8b


Membicrakan sampah sebenarnya merupakan tanggung jawab kita semua. Kebiasaan membuang sampah dinegara maju akan dikenai denda. Bahkan di salah satu sekolah di Bandung menerapkan disiplin denda untuk siswa yang berani melanggar aturan sekolah. Tanggapan masyarakat yang beraneka ragam membuat aturan bergeser ke arah kesadaran sendiri untuk mendisiplin dirinya. Tahun 2006 lalu juga banyak orang yang bicara sinis tentang kondisi kota Bandung, karena pemerintah tidak dapat mengatasi masalah sampah, sehingga muncul slogan "Bandung Lautan Sampah" sebagai sindiran julukan "Bandung Lautan Api." Selain itu muncul juga slogan sindiran julukan harum Bandung kota kembang, berubah menjadi"Bandung kota sampah"

Sehubungan dengan fakta mengenai samaph di Bandung, saya tertarik dengan kesaksian hidup Paulus sebelum dan sesudah bertobat untuk menjadi pengikut Kristus dan menjadi pemberita Injil. Apa yang dahulu menjadi ebanggan Paulus sebagai bangsa yang dipilih Allah melalui Abraham dan menaati Hukum Taurat, bahkan ia sampai menganiaya orang kristen agar kehidupan keagamaannya menjadi lebih berkualitas, sekarang ia anggap sampah setelah mengenal Kristus. Malahan, ia berani bersaksi dihadapan uamt Kristen di Filipi, seperti yang ditulis dalam ayat-ayat di atas.

Satu hal lagi, Rasul Paulus bukan hanya membuang sesuatu yang ia banggakan sebelum bertobat, melainkan melupakannya (ayat 13). Dengan mengingat apa yang telah berlaluakan membuat kita sulit untuk melangkah maju, bahkan akan banyak membuang-buang waktu yang seharusnya kita nikmati bersama Kristus. Hal inilah yang membuat Rasul Paulus sampai akhir hayatnya tidak pernah menyesal telah menjadi milik Kristus. Ia telah membuang hal-hal yang tidak berguna. (EL)


Bagai fajar meninggalkan hari kemarin dan menyongsong hari yang baru, demikianlah seharusnya hidup kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar