Jumat, 25 Januari 2008

Kasih Tdak Menghakimi

Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
Matius 7:3



Beberapa waktu yang lalu, saya mengalami gangguan pada mata saya dan setelah diperiksa oleh dokter, ternyata ada bulu mata yang tumbuh ke dalam mata, sehingga mengganggu kenyamanan mata saya. Akhirnya dokter mengharuskan bulu mata liar itu dicabut. Bayangkan jika ada selumbar, yaitu benda, seperti serpihan kayu atau bubk kaca mengenai mata kita, wah... akan sangat sakit mata kita.
Firman Tuhan di atas menjelaskan bahwa kita tidak mungkin dapat melihat selumbar di mata orang lain, jika ada balok di dalam mata kita. Saya tidak dapat membayangkan bagaimana mungkin ada balok di dalam mata kita, karena untuk selumbar pun mata kita akan sakit. hal ini mengajarkan kepada kita bahwa kita tidak boleh menghakimi orang lain. Yang patut kita lakukan adalah mendoakan dan menolong agar ia dapat menyadari akan dosanya, sehingga ia bertobat dan diampuni Tuhan. Kasih tidak menghakimi, tetapi berusaha menutupi dosa. Bagaimana jika ternyata kita mengalami penghakiman dari saudara seiman kita? "Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya" (Amsal 27:17). Kita dapat meyaksikan seorang perajin besi dalam membuat benda tajam seperti pisau, ia akan membakar terlebih dahulu besi tersebut agar dapt dibentuk.
Kehiupan kita pun perlu dibentuk sesuai dengan rencana Tuhan. Pikiran kita tidak akan sampai pada pemikiran Tuhan. Satu-satunya cara yang perlu kita tempuh, mintalah hikmat untuk membedakan mana yang benar dan salah. Dengan hikmat ini kita dapat lebih bijaksana dalam bertindak, dan kasih itu menutupi segala sesuatu (I Korintus 13:17). Berdoalah agar kita dapat memahami orang lain dan memperlakukan orang lain sama seperti kita diperlakukan olehnya, sekalipun ia tidak benar memperlakukan kita. (EL)



Menerima orang lain apa adanya merupakan penyangkalan diri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar