Selasa, 29 November 2011

“Perang Suci” Sam Childers untuk “Anak Afrika”

fokuskini – Kalau saja bukan berdasarkan kisah nyata, mungkin orang mengganggap Sam Childers (Gerard Butler) di film Machine Gun Preacher adalah sekadar tokoh khayal yang sudi-sudinya mengasuh dan melindungi bocah-bocah Afrika, membuang uang untuk mereka, ikut berperang dan meninggalkan peluang kesejahteraan di negara bagian Pennsylvania, Amerika Serikat.
Setelah tobat dari agen penjualan dan pemakai narkoba, dan lalu memiliki usaha bangunan, Sam melaksanakan ibadah kemanusiaan dan mengajarkan arti tobat menurut caranya dan bahkan jadi pendeta dadakan, lantaran pendeta yang sesungguhnya gagal hadir di gereja persekutuan yang dibangun atas inisiatifnya.
Siapa Sam dengan masa lalu yang kelam dan pernah hidup di bui karena perdagangan narkotika, semua itu selalu menjadi khotbah sekaligus kesaksiannya untuk mengajak serta para jemaatnya mempercayai pengampunan Tuhan, seperti yang sempat berhasil dilakukannya pada sahabat karibnya, Donnie (Michael Shannon).
Tetapi godaan suci buat berangkat ke Sudan Selatan dengan alasan kemanusiaan, menjadikan ia berubah total dalam menilai makna kehidupan. Di tambah dengan sikapnya yang petarung dan ahli menguasai senjata modern, Sam terbilang selaras bersama sikap hidupnya yang siap membela kebenaran dengan kekerasan senjata.
Ia rela pulang pergi ke Afrika sampai kini, meski semoga usianya yang terus bertambah bisa membuatnya lebih bijak menghadapi kekejaman perang saudara di sana yang seakan tak pernah kunjung habis di dukung kepentingan politik, dan pertikaian serta perebutan kekuasaan antar-etnis yang telah membunuh ratusan ribu warga dan setiap waktu terus bertambah termasuk bocah-bocah lugu, yang sebagian diantaranya dipaksa menjadi pioner dan penjahat perang oleh LRA (Lord’s Resistance Army) pimpinan Kony.
Sebagian catatan perjuangan Sam di film karya sutradara Marc Forster yang diadaptasi dari bukunya, Another Man’s War itu menunjukkan tugas mulia Sam yang sebagian besar menggunakan dana pribadi, ataupun cenderung hingga mengemis dan memaksa bantuan usahawan-usawan kaya raya dengan sedikit hasil.
Belum lagi, kerja keras dan dana kantong sendiri untuk membangun gereja di di desanya. Sampai kemudian dana untuk rumah penampungan anak yatim di Sudan Selatan, ia pun sampai rela menjual senjata-senjata koleksinya dan mobil pikap demi untuk mencapai kebutuhan lima ribu dolar.
Suatu sifat langka, serta gejolak sifatnya yang amat manusiawi, termasuk keburukan tingkah emosinya dan ketegarannya, berikut peran penting istrinya, Lynn (Michelle Monaghan) dan putri satu-satunya, Paige (Madeline Carroll) yang tetap setia menunggu meski uang simpanan mereka “dirampas” Sam untuk anak-anak Sudan. - John JS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar