Senin, 03 Maret 2008

Gereja Dibela oleh Tukang Ojek dan Becak

Tengah malam itu, saya terbangun. Rupanya telepon berdering di kesunyian malam. "Halo, selamat malam. Ada yang bisa dibantu?" sapaku. "Pak Valen, ini dari Theo," suaranya bergetar. Saya mengenali itu suara Teophilus, rohaniwan gereja cabang di perumahan Bukit Asri.

"Ada apa, pak?"

"Gawat, Pak. Barusan Gereja Bukit Asri dikepung massa. Mereka mempertanyakan apa gereja ini sudah ada izin atau IMB. Pak RT menyerahkan surat pernyataan penghentian ibadah dan penutupan gereja. Saya diminta tanda tangan, tapi saya tolak."
"Lalu bagaimana kondisi sekarang?"
"Aman, Pak. Mereka sudah dibubarkan oleh polisi. Tapi besok saya diundang rapat di kecamatan."
"Syukurlah, Pak. Kami doakan agar Tuhan memberi hikmat dan perlindungan. "
***
Esoknya saya, Theopilus, dan beberapa penatua hadir dalam pertemuan di kantor Camat. Di sana sudah ada Ketua RT, Ketua RW, Lurah, Camat, Kapolsek, dan para pemuka agama. Pak RT dipersilakan berbicara tentang masalah yang terjadi.

"Bapak Pendeta, kami mendapat banyak laporan keberatan dari warga RT 03 tentang keberadaan gereja di perumahan warga Bukit Asri. Mereka merasa terganggu dengan ibadah tiap hari Minggu dan suara musik band tiap Sabtu malam. Apakah gereja ini ada izinnya atau IMB ?" tanya pak RT.

"Pak, gereja kami memang tidak ada IMB. Sudah 15 tahun sejak berdirinya gereja, kami sudah mencoba mengurus izin, tapi tidak pernah dikabulkan. Kalau soal keberatan, warga mana yang keberatan? Soalnya kami punya daftar tanda tangan warga yang setuju dengan pendirian gereja pada tahun 1988," saya menjelaskan.

Pak RT menyerahkan selembar kertas penuh tanda tangan warga yang keberatan. Setelah dibaca, ternyata itu beberapa warga yang baru pindah ke RT 03. Selebihnya adalah bukan warga sekitar gereja, tapi dari kelurahan lain.

"Maaf, pak. Ini kan tidak signifikan. Yang benar-benar warga RT03 cuma 2 orang, itu pun mereka pindah kemari belum ada setahun," Tanya Theopilus.

"Meski cuma 2 orang, kalau merasa terganggu dengan gereja, kami patut dengar aspirasinya, " suara pak RT mulai meninggi.

"Pak, gereja di sini bukan baru setahun dua tahun. Kami sudah lama di sini, sejak berdirinya perumahan ini 15 tahun lalu. Kami tidak melakukan sesuatu yang merusak, malahan kami membantu membina dan meningkatkan moral spiritual masyarakat."

"Kami ini mayoritas! Minoritas harus tunduk pada mayoritas!"
"Bapak sebagai Ketua RT kok bisa bilang mayoritas. Seharusnya Bapak mengayomi semua golongan masyarakat, tanpa memandang mayoritas atau minoritas."
"Pokoknya gereja harus ditutup. Kalau tidak, akan kami ratakan dengan tanah. Massa siap bergerak."

Terjadilah adu argumentasi dan suasana menjadi panas. Akhirnya Pak Lurah dan Pak Camat menengahi. Mereka meminta masing-masing pihak tetap berkepala dingin dan menghindarkan tindak kekerasan. Pihak gereja diberi waktu 1 bulan untuk merundingkan hal ini dan disarankan untuk pindah ke tempat lain.

***
Hari Minggu para penatua mengadakan rapat. Diputuskan untuk mengantisipasi keadaan, gedung gereja diberi lapisan peredam suara. Alat musik band sementara waktu tidak dipakai. Ini supaya suara dari dalam gereja tidak mengganggu warga sekitar.

Diumumkan kepada warga gereja untuk mendoakan masalah ini. Setiap hari Sabtu diadakan doa puasa. Para penatua dan aktivis berdoa di gereja sejak jam 05.00 sampai 07.00 pagi. Lalu dilanjut dengan doa di rumah atau di kantor bagi yang bekerja. Sore jam 18.00 diadakan doa dan makan bersama di gereja.

Sementara itu, sudah tampak usaha-usaha menutup jalan masuk menuju gereja oleh orang-orang yang tidak suka dengan keberadaan gereja. Jalan utama menuju gereja diportal dan ditutup setiap hari Minggu. Warga gereja yang hendak menuju gereja terpaksa berjalan kaki
sekitar 2 km memakai jalan alternatif. Meski dipersulit, ibadah minggu tetap berjalan seperti
biasa.

Tanpa diduga oleh warga gereja, ternyata peristiwa ini meresahkan para tukang becak dan tukang ojek di perumahan Bukit Asri. Mereka yang biasa mendapat penumpang dan mengantar ke gereja, mulai berkurang pendapatannya, apalagi sekarang jalan utama ditutup sehingga harus memutar lebih jauh.

"Payah, Mas. Sekarang penghasilan saya jadi kurang. Biasanya hari Minggu bisa dapat 100.000, sekarang cuma 20.000," keluh Parto, tukang ojek langganan saya.

"Yah, kami juga lagi prihatin kok, Mas," jawab saya.

"Yang nggak setuju dengan gereja kan cuma 2 orang saja. Mending dia yang pindah dari sini. Betul nggak, Mas?" ujar Parto.

***.
Keesokan harinya saya terkejut membaca berita koran pagi. Isinya tertulis:
"Sejumlah tukang ojek dan tukang becak mengusir warga yang keberatan terhadap gereja."Ketika saya telepon Theopilus, dia membenarkan berita tersebut.

"Pak Valen, kemarin 2 warga RT 03 yang sentiment terhadap gereja didemo oleh tukang ojek dan tukang becak. Mereka dianggap sebagai biang kerok menurunnya penghasilan para tukang ojek dan tukang becak."
"Lalu gimana sekarang?"
"Dua orang itu diminta pindah secepatnya dari perumahan. Kalau tidak, rumah mereka akan diacak-acak. "
Oleh imbauan penatua gereja, para tukang ojek dan tukang becak tidak sampai melakukan tindak kekerasan. Disepakati, dua warga itu membuat surat pernyataan tidak keberatan terhadap keberadaan gereja.

Tanpa diduga keberadaan gereja dibela oleh para tukang ojek dan tukang becak. Memang selama ini, gereja ada perhatian kepada mereka. Setiap Lebaran dan Natal, gereja memberikan bingkisan sembako buat mereka. Rupanya kehadiran gereja dirasakan manfaatnya oleh mereka sehingga ketika ada yang mempermasalahkan keberadaan gereja, justru merekalah yang membela dan mempertahankan gereja.

Tuhan dapat memakai apa dan siapa saja untuk melindungi umat-Nya. Sampai sekarang, warga jemaat Bukit Asri dapat beribadah dengan tenang tanpa gangguan.

Soli Deo Gloria.
Oleh Saumiman Saud
Penulis adalah rohaniwan, tinggal di Bogor.

(Ini adalah wujud nyata perlindungan Allah terhadap umat-Nya. Bila umat-Nya "mengangkat tangan", maka Allah akan "turun tangan". seperti firman-Nya dalam :
Yesaya 35 : 4 Katakanlah kepada orang-orang yang tawar hati: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!"

Roma 12 : 19 Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada tertulis: Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut pembalasan, firman Tuhan. ** Red **)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar