Senin, 06 Agustus 2007

Renungan Pagi (783)

Gal 1:8 Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
Ada berapa banyak macam Injil yang bisa diajarkan oleh manusia? Oh, ada banyak sekali. Selama orang masih bisa berpikir dan berpendapat, setiap pendapat dan filsafat dan paradigma dapat menjadi Injil untuk diberitakannya. Hal ini berkaitan dengan apa yang melingkupi kehidupan orang itu; apa budayanya, pengetahuannya, pengalaman hidupnya, dan juga
perasaannya. Dahulu, ketika agama dimana-mana menjadi hukum yang mengatur, orang memandang Tuhan sebagai hakim yang menghukum, dan para pelaksananya adalah para pemuka agama. Sekarang, ketika sisi kemanusiaan ditinggikan, orang mengutamakan kasih dan toleransi dan kerja sama; bahkan tidak ada lagi batasan yang membedakan antara beragama atau tidak beragama.

Begitulah, sejarah menunjukkan berbagai macam Injil telah diajarkan dan disebar-luaskan. Namun perhatikan; bukankah semuanya itu asalnya dari pikiran manusia juga? Jemaat di Galatia, misalnya, sebagai orang Kristen diajari untuk hidup menurut hukum Taurat, karena begitulah pikiran orang Yahudi yang menjadi Kristen yang mengajar mereka. Tapi itu bukan dari Tuhan, itu adalah injil manusia, buatan manusia. Pada injil ini tidak ada harapan, sebab apa yang sebenarnya bisa dipikirkan oleh seorang manusia? Karena itulah, peringatan keras ini diberikan: terkutuklah orang yang memberitakan suatu injil yang berbeda dengan Injil yang diberitakan Para Rasul.

Pagi ini, mari kita mengawasi Injil yang kita terima dan sampaikan. Barangkali kita suka akan sesuatu; kita senang jika kita memperoleh apa yang kita inginkan, sehingga kita tidak lagi memikirkan apa yang benar dan sesuai kehendak Tuhan. Banyak pikiran yang berkenan di hadapan manusia, namun tidak menyenangkan Tuhan. Kalau kita bermaksud menyenangkan orang, kita bukan hamba Kristus -- karena keduanya tidak bisa sejalan. Maka, jangan heran bahwa sekalipun seorang berkata-kata tentang Tuhan, ia sebenarnya tidak sedang memberitakan Firman Tuhan atau Injil, karena ia sedang menyenangkan pendengarnya. Hanya, betapa kasihan dia, karena jatuh di bawah kutukan Allah.

Berada dalam Kristus berarti berpegang pada Injil yang diberikan sesuai dengan penyataan-Nya kepada para Rasul. Terpujilah TUHAN!

Salam kasih,
Donny

Tidak ada komentar:

Posting Komentar